
FGD yang berlangsung di Kecamatan Gunung Jati ini menghadirkan narasumber dari akademisi UNTAG Cirebon dan tokoh masyarakat pesisir. Diskusi berlangsung aktif dengan fokus pada potensi besar limbah perikanan yang selama ini belum termanfaatkan secara maksimal. Para narasumber menjelaskan bahwa limbah perikanan seperti tulang ikan, sisik, dan kepala ikan memiliki nilai ekonomis tinggi jika dikelola dengan inovasi teknologi ramah lingkungan.
Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan dan ide-ide yang muncul selama diskusi. Peserta yang terdiri dari perwakilan masyarakat nelayan, ibu rumah tangga, pelaku UMKM, dan aparat desa menyambut baik gagasan integrasi kearifan lokal dengan pendekatan ekonomi hijau. Mereka berharap kegiatan ini dapat memberikan peluang usaha baru serta meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir secara berkelanjutan.
Selain diskusi, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antara akademisi dan masyarakat. Melalui pendekatan partisipatif, UNTAG Cirebon berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat dalam proses transformasi limbah menjadi produk bernilai jual tinggi, seperti pupuk organik, kerajinan tangan, dan pakan ternak.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan akan lahir model kebijakan yang dapat diadopsi pemerintah daerah dalam rangka pengembangan ekonomi lokal berbasis potensi daerah dan nilai-nilai budaya masyarakat. UNTAG Cirebon menegaskan kembali perannya sebagai kampus penggerak perubahan sosial yang relevan dan berdampak nyata bagi masyarakat.

